Selasa, 29 Mei 2018

ALASAN KE-13 : Membuat Alloh Swt Marah

Undangan hajatan, resepsi pernikahan atau apapun isinya terlebih ditulis dalam kemasan yang bagus, tentu menjadi perhatian bagi yang diundang.
Pihak yang mengundang merasa senang jika yang diundang dapat mengabulkan undangannya. Sebaliknya merasa kecewa jika tidak hadir.

Demikian pula Alloh Swt menyeru kepada semua manusia ciptaannya untuk beribadah dengan mengikuti tuntuntan utusannya. Hal demikian hakikatnya adalah seruan/undangan dari Alloh Swt.

Jika manusia mengabulkan tentu Alloh Swt dengan sifat As-Syakur mensyukuri dan memberikan banyak kebaikan di dunia hingga di akhirat.

QS.Ro’du (13):18. Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.

Manusia yang tidak mentaatinya kelak di akhirat tidak dapat menebus  kemarahan Alloh Swt meski bersedia menebus dengan harta senilai isi dunia bahkan dua lipatnya.

Ditegaskan Alloh Swt dalam Surah Al-Maidah (5):36. Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.

Tentunya kita berharap belas kasihNya agar kita diberi kesempatan untuk memahami surat undangan melalui perantara rosulullohi Muhammad Saw.
Al-Qura’an yang merupakan bendelan 141 surat yang sekarang berada di rumah-rumah muslim dan di banyak tempat, surau, masjid, pondok. Itulah undangan Alloh Swt.

Hanya atas rohmat dan hidayahNya kita mampu memahami sekian ribu ayat dengan dukungan hadits sokhih sehingga kita bersedia mengimani semua ayat yang ada di dalamnya.

Idealnya seorang muslim yang taat dapat memahami ayat demi ayat hingga khatam 30 juz. Semua wajib diketahui maknanya dan diimani. 

Surah Nisa (4):150. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memecahbelah  antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kufur (ingkar) terhadap sebagian", serta menghendaki mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (membuat keyakinan sendiri)
151. merekalah orang-orang yang kafir haq (sebenar-benarnya). Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

Tentunya kita tidak rela digolongkan orang kufur/kafir gara-gara ada sebagian ayat/hukum yang tidak diimani.

Dengan usaha belajar memahami ayat Quran dan hadits Rosulullohi Saw serta mengamalkannya sepol kemampuan. Semoga kita digolongan orang yang mengabulkan undangan Alloh Swt, sehingga layak diberikan kebaikan di dunia hingga akhirat. allohumma aamin.

Baca juga yang relevan :

Syafaat Alloh Swt Terbatas 

Hati-hati Da'wah Sesat

 
   

Senin, 30 April 2018

ALASAN KE-12 : Awas Rugi Akhirat

Buat saudara-saudara , terimakasih جَزَاكُمُ اللَّهُ خَيْرَا  yang masih terus mengikuti blog "Urgent Kajian Islam" hingga artikel ke-12. Halaman blog ini menulis alasa-alasan mengapa mengkaji itu urgent/mendesak.

QS.A-'Ashr (103) : Demi (waktu) 'ashar , sesungguhnya manusia-manusia niscaya dalam keadaan rugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling tawashou (wasiat) untuk menetapi alhaq dan saling wasiat agar senantiasa sabar dalam menjalani (hingga istiqomah).

Peringatan dari Alloh Swt melalui surat yang dilewatkan Malaikat Jibril kepada manusia pilihanNya untuk menerima wahyu, Muhamad Saw.

Dari ayat itu untuk menghindarkan kerugian maka disyaratkan (dengan kalimat -kecuali) ada beberapa syarat :

  • Orang iman dan beramal sholih.  Ta'rif iman (definisi) secara spesifik diantaranya tertuang pada Surah An-Nur (24): ayat 62 Sesungguhnya yang dimaksud orang iman adalah oarng yang iman (percaya) kepada Alloh dan Rosulnya, dan ketika bersama rosul dalam < amrin jami' > dia tidak meninggalkan kecuali dengan idzin. Apa yang dimaksud dengan amrin jami' semoga lain kali dapat lebih jelas dengan senantiasa mengikuti tulisan dan kegiatan online dan offline. Kemudian dalil berikutnya tentang kriteria orang iman yaitu QS.Al-Akhzab (33);36 

  • Orang iman dan sanggup beramal sholih. artinya iman adalah pekerjaan hati sehingga dari iman itu belum tampak kecuali setelah beramal sholih yang terlihat dengan gerakan badan, baik ucapan dan sikapnya. Orang beriman diperintahkan Alloh Swt untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah, totalitas. QS.Al-Baqoroh (2):208.

  • Saling wasiat (tawashou). Wasiat berarti urusan yang penting dan ditekankan untuk dijalankan bagi yang menerima wasiat. Orang yang diberi wasiat , seperti surat wasiat kepada ahli waris. Maka ahli waris berusaha sungguh-sungguh bahkan menjadi takut jika tidak menjalankan wasiat. Syarat agar tidak tergolong orang rugi harus berwasiat kepada sesama untuk mengamalkan barang haq = kebenaran haqiki. QS.Al-Baqoroh (2);147 " al-haq itu dari tuhanmu maka engkau jangan jadi orang yang ragu-ragu". Alhaq itu sudah terbentang di dalam Quran dan Sunah(hadits). Dapat dipahami jika seorang benar-benar berniyat untuk mengkaji secara serius dan menentapi rukunnya mengkaji secara syar'i sebagaimana yang telah nabi contohkan kepada para sohabatnya.

  • Setelah memahami barang haq tadi, juga diwasiatkan untuk senantiasa bersabar dalam menetapi kebenaran haqiki. Kebenaran yang sudah tidak diragukan lagi, kandungannya membawa kepada petunjuk kebenaran dan keselamatan. Orang beriman yang punya tujuan ingin masuk surga dan selamat dari neraka wajib mengetahuinya. Sedangkan untuk dapat berhasil masuk surga harus sanggup mengamalkan perkara yang membencikan. "Surga dipagari dengan kebencian dan neraka dipagari dengan hawa nafsu" uraian hadits ini riwayat Tirmidzi juz 4 hal.97 dan sudah cetak pada Kitab Sifat Jannati wa Nar (KSJN) hal.22-23.
  • Jika orang iman tidak sabar dalam menjalani syariat agama karena menganggap berat atas cobaan dari Alloh Swt, maka bisa terpengaruh akhirnya keluar dari jalur iman. Kembali kepada kekufuran. Hidup yang sekali di dunia dengan rentang waktu usia yang unpredictable-tidak dapat diprediksi, akhirnya rugi di akhirat. Penyesalan yang tak terperikan.
  • Hendaklah orang iman senantiasa berdoa kepada Alloh Swt agar senantiasa ditetapkan dalam bimbingan dan hidayahNya. Agar di hari akhir tergolong orang yang beruntung.
  • اللهم امين

 

Senin, 23 April 2018

ALASAN KE-11 : Da'wah Sesat

Seperti hadits yang dihimpun oleh Abu Dawud dalam Kitabusunah dari Abu Huroiroh :

"مَنْ دَعَا اِلَى هُدًا ى كَانَ لَهُ مِنَ الْاَجْرِ مِثْلُ  اُجُورِمَنْ تَبِعَهُ  لَا يَنْقُصُ  ذَلِكَ مِنْ اُجُورِهِمْ شَيْئًا   وَمَنْ دَعَا اِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ  مِنَ الْاِثْمِ  مِثْلُ اَثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَالِكَ مِنْ اَثَا مِهِم شَيْئًا


"Barangsiapa menyeru menuju hidayah maka baginya pahala semisal pahalanya orang yang mengikuti, tanpa sedikitpun mengurangi pahala orang2 yang mengikuti. Dan barangsiapa yang menyeru menuju kesesatan maka baginya dosa semisal dosanya orang2 yang mengikuti tanpa mengurangi sedikitpun dosa orang yang mengikuti".

Kata dakwah, kalau penulisan dari bahasa Arab yang lebih mendekati adalah da'wah dengan tanda petik di atas mewakili 'ain mati.
Artinya adalah ajakan atau seruan.
Jadi ada dua jenis ajakan. Ajakan menuju kepada hidayah (petunjuk) Alloh serta Rosul atau ajakan kepada kesesatan.

Lalu bagaimana mengetahui apakah suatu da'wah itu membawa kepada hidayah atau sesat ?

Inilah yang penting untuk diwaspadai. Tentu umat tidak ingin tersesat gara-gara gegabah , tidak teliti begitu mudah dan percaya kepada ajakan tanpa pertimbangan yang teliti. Manusia berusaha , Alloh Swt yang memberi hidayah.

Hidayah atau bisa juga alhuda adalah petunjuk Alloh Swt dalam Kitab Suci al-Qur'an serta diperkuat dengan tuntunan Rosulullohi Saw dalam kitab hadits2 sokhih.
Salah satu indikator jika ajakan atau da'wah yang dilakukan seseorang dengan menunjukkan bukti dalilnya dalam Quran maka secara materi da'wahnya menuju kepada hidayah. Meski ada faktor lain yang penting untuk diperhatikan yaitu metode penyebaran atau penyerahan ilmunya.
Metode penyebaran ilmu agama ada bab tersendiri.

Sedangkan da'wah menuju kesesatan, adalah ajakan dengan tidak mengindahkan materi ilmu juga tidak mengikuti petunjuk syariat dalam metode penyerahan ilmu.

Baca juga :

Pembahasan LPM Kajian no.36 : Mengikuti Cara Mengaji Sobahat & Rosul





Selasa, 20 Maret 2018

ALASAN KE-10 : Syafaat Terbatas

Syafaat artinya pertolongan.
Sering terdengar harapan sekaligus doa seorang mengatakan "sholawat soho salam mugi katetepno kagem Rosulullohi Saw ingkang tansah kito antu-antu syafa'atipun wonten ing yaumil akhir samangke".
Dalam Bhs Indonesia "Sholawat serta salam semoga ditetapkan untuk Rosulullohi Saw yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari akhirat kelak".

Syafaat, sangat dibutuhkan oleh manusia pada saat terjadinya kiyamat. Surah Al-qori'ah ayat 4 & 5 "pada harinya manusia sebagaimana belalang yang berterbangan, dan gunung-gunung sebagaimana bulu halus yang ditiup". Saat kita menyaksikan terjadi bencana angin kencang hingga genteng dan atap rumah porak poranda, itu saja perasaan kita sudah sangat takut, mencekam.
Nah pada hari kiyamat gunung-gunung saja tercabut dari bumi, saking dahsyatnya goncangan hari itu. Lalu bagaimana keadaan manusia yang masih hidup dan menyaksikan fenomana tersebut.
Itu prosesi kehancuran bumi langit dan seisinya. Alloh Swt akan mengganti dengan pertunjukan yang tidak kalah seru.

Syafaat Untuk Siapa 

Dalam keadaan demikian tentulah manusia sangat perlu syafaat. Tentunya kita berharap semua mendapat syafaat sebagaimana doa di atas. Di saat mengalami kondisi yang sangat berat matahari diturunkan sangat dengat dengan manusia, sangat panas sampai ada yang berenang di keringatnya sendiri hingga setinggi telinga. Allohuakbar.
Saat demikian benar-benar Alloh Swt menunjukkan kekuasaanNya, tiada tempat selamat kecuali atas idzinNya.

Sayangnya syafaat tidak Alloh Swt berikan kepada setiap orang.


QS.Maryam (19):87. Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah.

Kecuali orang yang telah mengadakan ikatan perjanjian dengan Alloh Swt. Berarti ada persyaratan khusus. Tidak semua umat manusia.
Lalu bagaimana sih perihal perjanjian dengan Alloh itu. Jika memang itu disyaratkan kenapa kita tidak berbondong-bondong mendaftarkan diri ikut mengisi berkas perjanjian ? Seandainya memang ada berkas2 administrasi dokumen SP (Surat Perjanjian) yang ditentukan dalam Kitab Qur'an.

Bicara hal ihwal perjanjian itu seperti apa, ternyata Alloh Swt menjelaskan pada ayat 113 Surah Toha : "Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari perjanjian (ancaman), agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka."

Alloh Swt maha sayang kepada hambanya sehingga menjelas-jelaskan (aduh bahasa yang enak kayak apa ya). Jangan sampai manusia mengalami nasib celaka bin sengsara di hari akhirat. Karena tidak sungguh-sungguh belajar mengindahkan firmanNya.

QS.AlFath (47):10. Bahwasanya orang-orang yang berbaiat (janji setia) kepada kamu sesungguhnya mereka berbaiat kepada Alloh. Tangan Alloh di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Alloh maka Alloh akan memberinya pahala yang besar.

Lalu bagaimana praktek pelaksanaan mengadakan perjanjian kepada Alloh tersebut ?
Rupanya kita dituntut untuk terus belajar mengkaji Quran sebagai kalamulloh dan mengkaji Sunah (tuntunan Rosululloho Saw) dalam hadits.
Agar di sisa umur kita ini dapat menemukan jalan dan cara menguatkan ikatan (aqidah) kepada Alloh Swt.
Memohon petunjuk dan hidayah semoga secara dalil kita tergolong hamba yang mendapat syafaat sesuai syarat yang telah ditentukan.
Aamin. 

 
 

Sabtu, 06 Januari 2018

ALASAN KE-9 : Sudah Tutup

"Maaf pak sudah tutup" hah. Seketika saya melihat jam di dinding kantor itu masih jam 11 kurang 3 menit, saya pun berargumen. "Loh mbak masih ada waktu 3 menit, masih bisa mbak. Tolong saya dari jauh" . Rupanya mbak yang di sebelahnya sambil ngecap Kartu Keluarga " iya tapi kan lama, bapak masih harus fotokopi juga toh, sudah tutup paak".
Ya sudah.
Memang saya sering ke Kant.Catatan Sipil Kab.Magelang tapi terletak di Kota Magelang. Jarak dari rumah sekitar 24 km. Membantu warga membuat KTP elektronik, surat pindah , akta kelahiran, kematian dll yang berhubungan dengan dokumen kependudukan.

Perasaan kecewa pun saya tahan artinya jauh-jauh saya pulang dengan tangan hampa. Akan  berargumen yang lebih menekan, tidak enak rasanya. Nanti dianggap tidak taat sama petugas.

Kenapa mepet sekali waktunya. Kemungkinan besar orang memvonis saya demikian. Itulah nyatanya.
Perkiraan dari kantor balai desa Kradenan dengan durasi 1 jam cukup. Ternyata hal yang tdk terkira dapat terjadi di jalan. Saya mampir dulu ke rumah salah satu kadus urusan PMI karena posisi rumah secara geografis sejalan arah saya ke kota Magelang. Juga dilupakan dengan sepeda motor yang saya kendarai tdk dapat melaju cepat.

Sampai terlambat waktunya karena memang saya tidak fokus ke satu tujuan.

Teman-teman,
waktu itu terasa demikian cepat ketika kita dipenuhi kesibukan. Ada saja hal yang terlewat jika kita tidak memanagemen dengan benar.

Kesempatan kita hidup di atas bumi ini sebenarnya cepat sekali. Bagi umat beriman yang mengimani adanya kehidupan akhir setelah kematian di dunia ini, penting untuk berhitung dengan tepat dan seksama.
Apa yang diperlukan di akhirat kelak harus dipersiapakan sekarang. Jangan lagi menunda-nunda waktu.

Tentunya kita tidak berharap di akhirat kelak menanggung rasa kecewa karena tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya.