Senin, 30 April 2018

ALASAN KE-12 : Awas Rugi Akhirat

Buat saudara-saudara , terimakasih جَزَاكُمُ اللَّهُ خَيْرَا  yang masih terus mengikuti blog "Urgent Kajian Islam" hingga artikel ke-12. Halaman blog ini menulis alasa-alasan mengapa mengkaji itu urgent/mendesak.

QS.A-'Ashr (103) : Demi (waktu) 'ashar , sesungguhnya manusia-manusia niscaya dalam keadaan rugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling tawashou (wasiat) untuk menetapi alhaq dan saling wasiat agar senantiasa sabar dalam menjalani (hingga istiqomah).

Peringatan dari Alloh Swt melalui surat yang dilewatkan Malaikat Jibril kepada manusia pilihanNya untuk menerima wahyu, Muhamad Saw.

Dari ayat itu untuk menghindarkan kerugian maka disyaratkan (dengan kalimat -kecuali) ada beberapa syarat :

  • Orang iman dan beramal sholih.  Ta'rif iman (definisi) secara spesifik diantaranya tertuang pada Surah An-Nur (24): ayat 62 Sesungguhnya yang dimaksud orang iman adalah oarng yang iman (percaya) kepada Alloh dan Rosulnya, dan ketika bersama rosul dalam < amrin jami' > dia tidak meninggalkan kecuali dengan idzin. Apa yang dimaksud dengan amrin jami' semoga lain kali dapat lebih jelas dengan senantiasa mengikuti tulisan dan kegiatan online dan offline. Kemudian dalil berikutnya tentang kriteria orang iman yaitu QS.Al-Akhzab (33);36 

  • Orang iman dan sanggup beramal sholih. artinya iman adalah pekerjaan hati sehingga dari iman itu belum tampak kecuali setelah beramal sholih yang terlihat dengan gerakan badan, baik ucapan dan sikapnya. Orang beriman diperintahkan Alloh Swt untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah, totalitas. QS.Al-Baqoroh (2):208.

  • Saling wasiat (tawashou). Wasiat berarti urusan yang penting dan ditekankan untuk dijalankan bagi yang menerima wasiat. Orang yang diberi wasiat , seperti surat wasiat kepada ahli waris. Maka ahli waris berusaha sungguh-sungguh bahkan menjadi takut jika tidak menjalankan wasiat. Syarat agar tidak tergolong orang rugi harus berwasiat kepada sesama untuk mengamalkan barang haq = kebenaran haqiki. QS.Al-Baqoroh (2);147 " al-haq itu dari tuhanmu maka engkau jangan jadi orang yang ragu-ragu". Alhaq itu sudah terbentang di dalam Quran dan Sunah(hadits). Dapat dipahami jika seorang benar-benar berniyat untuk mengkaji secara serius dan menentapi rukunnya mengkaji secara syar'i sebagaimana yang telah nabi contohkan kepada para sohabatnya.

  • Setelah memahami barang haq tadi, juga diwasiatkan untuk senantiasa bersabar dalam menetapi kebenaran haqiki. Kebenaran yang sudah tidak diragukan lagi, kandungannya membawa kepada petunjuk kebenaran dan keselamatan. Orang beriman yang punya tujuan ingin masuk surga dan selamat dari neraka wajib mengetahuinya. Sedangkan untuk dapat berhasil masuk surga harus sanggup mengamalkan perkara yang membencikan. "Surga dipagari dengan kebencian dan neraka dipagari dengan hawa nafsu" uraian hadits ini riwayat Tirmidzi juz 4 hal.97 dan sudah cetak pada Kitab Sifat Jannati wa Nar (KSJN) hal.22-23.
  • Jika orang iman tidak sabar dalam menjalani syariat agama karena menganggap berat atas cobaan dari Alloh Swt, maka bisa terpengaruh akhirnya keluar dari jalur iman. Kembali kepada kekufuran. Hidup yang sekali di dunia dengan rentang waktu usia yang unpredictable-tidak dapat diprediksi, akhirnya rugi di akhirat. Penyesalan yang tak terperikan.
  • Hendaklah orang iman senantiasa berdoa kepada Alloh Swt agar senantiasa ditetapkan dalam bimbingan dan hidayahNya. Agar di hari akhir tergolong orang yang beruntung.
  • اللهم امين

 

Senin, 23 April 2018

ALASAN KE-11 : Da'wah Sesat

Seperti hadits yang dihimpun oleh Abu Dawud dalam Kitabusunah dari Abu Huroiroh :

"مَنْ دَعَا اِلَى هُدًا ى كَانَ لَهُ مِنَ الْاَجْرِ مِثْلُ  اُجُورِمَنْ تَبِعَهُ  لَا يَنْقُصُ  ذَلِكَ مِنْ اُجُورِهِمْ شَيْئًا   وَمَنْ دَعَا اِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ  مِنَ الْاِثْمِ  مِثْلُ اَثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَالِكَ مِنْ اَثَا مِهِم شَيْئًا


"Barangsiapa menyeru menuju hidayah maka baginya pahala semisal pahalanya orang yang mengikuti, tanpa sedikitpun mengurangi pahala orang2 yang mengikuti. Dan barangsiapa yang menyeru menuju kesesatan maka baginya dosa semisal dosanya orang2 yang mengikuti tanpa mengurangi sedikitpun dosa orang yang mengikuti".

Kata dakwah, kalau penulisan dari bahasa Arab yang lebih mendekati adalah da'wah dengan tanda petik di atas mewakili 'ain mati.
Artinya adalah ajakan atau seruan.
Jadi ada dua jenis ajakan. Ajakan menuju kepada hidayah (petunjuk) Alloh serta Rosul atau ajakan kepada kesesatan.

Lalu bagaimana mengetahui apakah suatu da'wah itu membawa kepada hidayah atau sesat ?

Inilah yang penting untuk diwaspadai. Tentu umat tidak ingin tersesat gara-gara gegabah , tidak teliti begitu mudah dan percaya kepada ajakan tanpa pertimbangan yang teliti. Manusia berusaha , Alloh Swt yang memberi hidayah.

Hidayah atau bisa juga alhuda adalah petunjuk Alloh Swt dalam Kitab Suci al-Qur'an serta diperkuat dengan tuntunan Rosulullohi Saw dalam kitab hadits2 sokhih.
Salah satu indikator jika ajakan atau da'wah yang dilakukan seseorang dengan menunjukkan bukti dalilnya dalam Quran maka secara materi da'wahnya menuju kepada hidayah. Meski ada faktor lain yang penting untuk diperhatikan yaitu metode penyebaran atau penyerahan ilmunya.
Metode penyebaran ilmu agama ada bab tersendiri.

Sedangkan da'wah menuju kesesatan, adalah ajakan dengan tidak mengindahkan materi ilmu juga tidak mengikuti petunjuk syariat dalam metode penyerahan ilmu.

Baca juga :

Pembahasan LPM Kajian no.36 : Mengikuti Cara Mengaji Sobahat & Rosul