QS.A-'Ashr (103) : Demi (waktu) 'ashar , sesungguhnya manusia-manusia niscaya dalam keadaan rugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling tawashou (wasiat) untuk menetapi alhaq dan saling wasiat agar senantiasa sabar dalam menjalani (hingga istiqomah).
Peringatan dari Alloh Swt melalui surat yang dilewatkan Malaikat Jibril kepada manusia pilihanNya untuk menerima wahyu, Muhamad Saw.
Dari ayat itu untuk menghindarkan kerugian maka disyaratkan (dengan kalimat -kecuali) ada beberapa syarat :
- Orang iman dan beramal sholih. Ta'rif iman (definisi) secara spesifik diantaranya tertuang pada Surah An-Nur (24): ayat 62 Sesungguhnya yang dimaksud orang iman adalah oarng yang iman (percaya) kepada Alloh dan Rosulnya, dan ketika bersama rosul dalam < amrin jami' > dia tidak meninggalkan kecuali dengan idzin. Apa yang dimaksud dengan amrin jami' semoga lain kali dapat lebih jelas dengan senantiasa mengikuti tulisan dan kegiatan online dan offline. Kemudian dalil berikutnya tentang kriteria orang iman yaitu QS.Al-Akhzab (33);36
- Orang iman dan sanggup beramal sholih. artinya iman adalah pekerjaan hati sehingga dari iman itu belum tampak kecuali setelah beramal sholih yang terlihat dengan gerakan badan, baik ucapan dan sikapnya. Orang beriman diperintahkan Alloh Swt untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah, totalitas. QS.Al-Baqoroh (2):208.
- Saling wasiat (tawashou). Wasiat berarti urusan yang penting dan ditekankan untuk dijalankan bagi yang menerima wasiat. Orang yang diberi wasiat , seperti surat wasiat kepada ahli waris. Maka ahli waris berusaha sungguh-sungguh bahkan menjadi takut jika tidak menjalankan wasiat. Syarat agar tidak tergolong orang rugi harus berwasiat kepada sesama untuk mengamalkan barang haq = kebenaran haqiki. QS.Al-Baqoroh (2);147 " al-haq itu dari tuhanmu maka engkau jangan jadi orang yang ragu-ragu". Alhaq itu sudah terbentang di dalam Quran dan Sunah(hadits). Dapat dipahami jika seorang benar-benar berniyat untuk mengkaji secara serius dan menentapi rukunnya mengkaji secara syar'i sebagaimana yang telah nabi contohkan kepada para sohabatnya.
- Setelah memahami barang haq tadi, juga diwasiatkan untuk senantiasa bersabar dalam menetapi kebenaran haqiki. Kebenaran yang sudah tidak diragukan lagi, kandungannya membawa kepada petunjuk kebenaran dan keselamatan. Orang beriman yang punya tujuan ingin masuk surga dan selamat dari neraka wajib mengetahuinya. Sedangkan untuk dapat berhasil masuk surga harus sanggup mengamalkan perkara yang membencikan. "Surga dipagari dengan kebencian dan neraka dipagari dengan hawa nafsu" uraian hadits ini riwayat Tirmidzi juz 4 hal.97 dan sudah cetak pada Kitab Sifat Jannati wa Nar (KSJN) hal.22-23.
- Jika orang iman tidak sabar dalam menjalani syariat agama karena menganggap berat atas cobaan dari Alloh Swt, maka bisa terpengaruh akhirnya keluar dari jalur iman. Kembali kepada kekufuran. Hidup yang sekali di dunia dengan rentang waktu usia yang unpredictable-tidak dapat diprediksi, akhirnya rugi di akhirat. Penyesalan yang tak terperikan.
- Hendaklah orang iman senantiasa berdoa kepada Alloh Swt agar senantiasa ditetapkan dalam bimbingan dan hidayahNya. Agar di hari akhir tergolong orang yang beruntung.
- اللهم امين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar